Jumat, 25 Desember 2020

Tips Menulis Cerita Yang Menarik

 

Assalamualaikum wr wb teman-teman semua, pada kesempatan kali ini saya ingin berbagi tips menulis cerita yang saya tahu dan saya pahami untuk teman-teman semua di sini.

Menulis cerita mungkin bagi sebagian orang dianggap sebagai aktivitas merangkai kata menjadi kalimat, kalimat menjadi paragraf dengan baik dan benar. Ternyata menulis cerita tidak semudah itu untuk dilakukan, terlebih banyak sekali aspek yang harus diperhatikan. Kali ini saya tidak akan membahas banyak tentang kepenulisan itu sendiri, melainkan tips untuk menulis berdasarkan pengalaman pribadi.

1.       Mencari ide cerita yang menarik

Untuk memulai suatu cerita, pastinya langkah pertama yang dilakukan adalah mencari ide pokok atau ide cerita sebelum mengembangkannya menjadi sebuah cerita yang utuh. Ada banyak cara untuk mencari ide cerita, namun saya pribadi lebih suka menggunakan musik serta membaca buku lain untuk mendapatkannya.

Cobalah untuk membuat cerita yang menarik dengan alur yang tidak biasa. Beranilah untuk mengangkat tema yang berbeda dan keluar dari alur general atau umum yang sudah banyak digunakan oleh penulis lain. Hal ini bisa menarik perhatian pembaca dan membuat ceritamu lebih menonjol dari yang lain, namun tetap perhatikan jalan ceritanya agar tidak berlebihan.

2.       Cara menggambarkan setiap latar, adegan, dan tokoh

Menggambarkan suatu adegan selalu menjadi tantangan untuk saya, karena selain untuk menjelaskan maksud dari cerita saya, saya juga ingin menarik pembaca agar ikut larut ke dalam ceritanya. Coba untuk tidak selalu gamblang dalam menggambarkan sesuatu, kamu bisa memberi siasat dengan cara menjelaskannya lewat suatu tindakan atau kejadian.

3.       Judul cerita yang atraktif

Buatlah judul cerita yang menarik. Sering kali kita memilih bacaan karena judulnya yang unik, bikin penasaran, dan gampang diingat, bukan? Nah, oleh karena itu buatlah judul yang memenuhi tiga aspek tersebut.

4.       Rajinlah melakukan editing pada cerita

Saya sendiri tidak bisa memublikasikan cerita apabila belum melewati tahap editing. Hasil tulisan pertama selalu terdapat banyak kesalahan, entah itu dalam penulisan atau isi kalimat/paragraf. Sangat penting untuk menyunting cerita kamu, selain untuk mempelajari apa saja kesalahan yang telah kamu lakukan, hal ini juga dapat membantu meningkatkan kualitas tulisanmu menjadi lebih baik.

5.       Jangan menulis paragraf atau kalimat yang tidak perlu

Terkadang kita menemukan paragraf di dalam cerita yang sebetulnya tidak perlu dibahas atau tidak penting untuk dimasukkan ke dalam cerita tersebut. Untuk menghindarinya, lakukanlah revisi dan pada tahap itu kamu bisa menemukannya dan menghilangkan paragraf tersebut. Karena membuat tulisan yang terlalu panjang akan membuat pembaca jenuh juga, terlebih jika isi dari paragraf tersebut tidak begitu penting. Buatlah paragraf cerita yang rinci namun padat.

6.       Seringlah membaca cerita lain

Seorang penulis pastilah suka membaca, namun tidak sebaliknya. Hal ini juga perlu dilakukan untuk menambah perbendaharaan kosatkata yang kita miliki. Sering membaca cerita juga dapat meningkatkan pengetahuan dan daya imajinasi kita.

Baca juga cerpen saya "Rintik"

Sekian untuk kali ini, Assalamualaikum wr wb.

Kamis, 24 Desember 2020

REVIEW BUKU "Supernova: Kesatria, Puteri, & Bintang Jatuh

Assalamualaikum wr wb teman-teman, bagaimana kabarnya? Semoga baik ya. Dalam kesempatan kali ini saya mau membahas salah satu novel fenomenal karya Dee atau Dewi Lestari, yaitu Supernova. Novel ini pertama kali dirilis pada tahun 2001 dan memiliki 6 series, yaitu :

1.       Supernova 1 : Kesatria, Puteri, & Bintang Jatuh (2001)

2.       Supernova 2 : Akar (2002)

3.       Supernova 3 : Petir (2004)

4.       Supernova 4 : Partikel (2012)

5.       Supernova 5 : Gelombang (2014)

6.       Supernova 6 : Inteligensi Embun Pagi (2016)

Yang akan saya bahas kali ini adalah series pertama dari Supernova yaitu Supernova: Kesatria, Puteri, & Bintang Jatuh. Pertama kali saya membaca novel ini ketika saya kelas 2 SMP, saat itu saya sedang mencari bahan bacaan di perpustakaan, merasa tertarik dengan sampul buku dan judul ceritanya, saya pun memutuskan untuk meminjam buku tersebut dan menghabiskan waktu selama satu minggu untuk membaca keseluruhan ceritanya. Jujur saja, untuk yang pertama kali, saya tidak mengerti dengan alur ceritanya, dan Bahasa yang digunakan Dee terlalu berat untuk saya.

Namun tak dipungkiri, Bahasa dan istilah sains yang digunakan Dee dalam ceritanya membuat saya terkagum-kagum, selama membaca pun saya sering berpikir kok bias? Kok bias? Dan seterusnya setiap kali saya menemukan istilah baru dan bagaimana Dee menggambarkan sesuatu yang sederhana menjadi bentuk yang rumit. Banyak sekali kalimat yang tidak saya mengerti. Karena itu, saya sempat ingin berhenti, tapi kepalang penasaran sama ceritanya, jadilah saya tuntaskan 300 lebih halaman pada buku tersebut.

Supernova KPBJ (saya singkat aja ya…) bertema fiksi ilmiah, salah satu alasan mengapa saya memilih buku ini sebagai bacaan. Namun untuk seumuran saya yang saat itu masih berusia 13-14 tahun, ceritanya terlalu berat dan banyak unsur yang cukup dewasa. Seperti kisah cinta terlarang Rana dan Ferre, Diva seorang pelacur kelas atas dan roman pasangan gay antara Dimas dan Reuben. Terdengar akan rumit ya ceritanya? Memang, tapi untuk orang yang menyukai alur cerita yang tidak biasa, jarang ada di pasaran, novel ini cocok untuk dibaca. Saya pribadi merekomendasikan novel ini untuk ada di dalam list bacaan kamu selanjutnya.

Bagi saya cerita Supernova KPBJ ini punya banyak sisi yang menarik, di samping bahasanya yang tinggi dan rumit, puisi serta filsafat di dalamnya selalu sukses menggunggah perasaan saya setelah memutar otak buat memikirkan setiap adegan di dalam ceritanya dan pesan moral yang tersaji dengan baik dalam Bahasa tingkat dewanya. Novel ini memang berbeda dengan novel-novel lain yang pernah saya baca, dan saya yakin teman-teman di sini akan mendapatkan kesan yang sama apabila baru pertama kali membacanya.

Series novel Supernova :

Akhir kata, assalamualaikum wr wb

Minggu, 20 Desember 2020

Hobi : Menulis Cerita

Assalamualaikum wr. wb teman-teman semua, pada kesempatan kali ini saya ingin berbagi dan menceritakan tentang kegemaran saya, yaitu menulis cerita.

Perkenalkan, nama saya Sintia Putri Octaviani, orang di sekitar saya sering memanggil saya Sintia atau Putri. Saya perempuan berusia 21 tahun yang sedang asik mendalami hobi saya sejak SMP, yaitu menulis cerita.

Mulanya, saya tidak memiliki ketertarikan terhadap dunia tulis menulis, saya hanya menyukai sebatas membaca komik dan cerita pendek. Saat itu saya kelas 1 SMP, waktu pertama kalinya saya mengenal istilah fanfiction, fanfiction sendiri adalah bacaan yang mengenalkan saya ke dalam dunia tulis menulis ini. Nah, mungkin teman-teman di sini masih belum akrab atau bahkan baru mendengar istilah tersebut? Kalau begitu, mari saya perkenalkan secara singkat apa sih fanfiction itu?

FANFICTION

Fan Fiction atau biasa disebut fanfic, adalah sebuah cerita fiksi yang dibuat oleh penggemar berdasarkan kisah, karakter atau setting yang sudah ada. Fanfic bisa berlaku untuk film, komik, novel, selebritis dan karakter terkenal lainnya. Terkadang sejumlah fanfic menyertakan penulisnya sebagai karakter cerita, ada pula yang tidak.

Bagaimana awal mulanya saya bisa mengenal fanfiction? Dulu, saya gemar sekali bermain facebook, dulu facebook adalah satu-satunya platform yang paling sering saya kunjungi. Pertama kalinya saya mengenal fanfiction adalah saat saya menemukan sebuah halaman khusus yang membagikan cerita fanfiction di facebook. Karena rasa penasaran, saya pun mulai tertarik membacanya.

Fanfiction memiliki banyak tema dan alur cerita yang sangat beragam serta konflik cerita yang cenderung lebih ringan, membuat banyak orang tertarik untuk membacanya, terutama bagi seorang penggemar seperti saya. Dimulai dari sanalah, saya mulai mencoba menulis cerita fanfiction sendiri.

Mulai dari fanfiction hingga cerpen lokal, saya pernah membuatnya. Media pertama yang saya gunakan untuk menulis cerita adalah buku tulis biasa dan dengan tulisan tangan. Karena dulu, jika ingin menggunakan komputer saya harus pergi ke warnet, sedangkan saya dapat menulis cerita hingga berjam-jam lamanya dalam sehari. Sampai akhirnya saya membuat 7 buah buku dengan cerita berbeda.

Pada tahap berikutnya saya mulai aktif membagikan cerita yang saya tulis di sosial media seperti facebook dan wordpress, saya ingin mendapatkan reaksi serta review dari pembaca dalam jangkauan yang lebih luas. Dengan adanya kritik dan saran, saya dapat melihat kekurangan pada tulisan saya. Sampai akhirnya saya aktif menulis dari tahun 2013 hingga 2016. Pada tahun berikutnya, saya sempat berhenti karena kesibukan sekolah, dan akhirnya saya kembali menulis pada tahun 2019 awal.

Menulis cerita bagi saya sudah menjadi suatu kegemaran dan kebiasaan. Membuat tulisan dengan menyisipkan emosi di dalamnya adalah sesuatu yang menyenangkan bagi saya, terutama ketika pembaca dapat ikut terhanyut ke dalam cerita yang saya buat. Saya ingin terus mengasah kemampuan menulis saya dan menjadikan menulis sebagai sesuatu yang serius saya tekuni.

Itulah cerita singkat mengenai hobi saya. Kalau boleh, silakan berbagi cerita kembali, apa sih hobi kamu? Tulis di kolom komentar ya. Terima kasih sudah membaca.


Assalamualaikum wr wb.

Arsip Keluarga : Dokumen Jadul

Assalamualaikum wr wb teman-teman, kali ini saya mau simpan beberapa dokumen jadul atau dokumen yang dibuat pada zaman dulu dan alhamdulillah sampai sekarang masih tersimpan dengan utuh di lemari arsip keluarga saya.

Yang pertama adalah Akta Kelahiran, nah ternyata jaman dulu Akta Kelahiran ini namanya Akte Kenal Lahir.

Suratnya masih menggunakan kertas kuning yang cukup tipis, diketik menggunakan mesih Tik dan diberi materai Republik Indonesia berwarna merah. Surat Akta Kelahiran ini dibuat pada tahun 1981. Sudah cukup lama ya, perbedaan zaman sudah sangat terlihat dari penampilan surat. Hem... Surat ini 18 tahun lebih tua dari saya yang baru lahir di tahun 1999.

Kedua adalah surat Keputusan Bupati pada tahun 1981. Masih di tahun yang sama, karena itu penampilan surat mirip dengan surat yang sebelumnya. Ini adalah surat Pengangkatan PNS untuk kakek saya.

Surat ketiga adalah surat permohonan yang ditulis tangan oleh kakek saya pada tahun 1979. Wah kakek saya punya tulisan tangan yang bagus, gak kayak saya >,<

Keempat adalah surat mutasi kenaikan pangkat pada tahun 1985. Seluruh tulisannya masih menggunakan mesin Tik.


Terakhir adalah surat keputusan Bupati. Dibuat pada tahun 1985 dan ternyata ada sebagian tulisan yang telah menggunakan perangkat komputer & printer. Hal menarik lainnya adalah jumlah gajih pokok pada waktu itu sebesar Rp 46.400 hem... Kalau zaman sekarang cuma bisa buat jajan bakso sama martabak telor tuh >.<

Nah itu adalah beberapa arsip tertulis yang keluarga saya yang sampai saat ini masih tersimpan. Masih ada banyak arsip lama dan arsip baru lainnya yang tersimpan, namun rasanya membagikan arsip lama lebih menarik karena kita dapat melihat penampilan lawas dari benda tersebut.

Akhir kata, Assalamualaikum wr wb.

Jumat, 18 Desember 2020

Jalan : Pangeran Kornel


Profile Pangeran Kornel

Pangeran Kornel ialah nama lain bagi Pangeran Kusumadinata XI, bupati Sumedang tahun 1791-1828, Pangeran Kusumadinata oleh Belanda diangkat sebagai kolonel tituler. Istilah “kolonel” yang masih langka pada zaman itu, berubah menjadi “kornel”. Nama “Pangeran Kornel” itu sendiri lebih terkenal di masyarakat daripada namanya yang sebenarnya yaitu Asep Djamu (1761-1828), kemudian selang 2 tahun lahirlah sepupunya dengan nama Asep Ema.

Pangeran Kusumadinata IX merupakan putra dari pasangan Adipati Surianagara II (bupati Sumedang tahun 1761-1765) dan Nyi Mas Nagakasih. Semasa kecilnya beliau dikenal dengan nama Raden Asep Djamu. Pada saat ayahnya meninggal pada tahun 1765, diangkatlah bupati penyelang/sementara dikarenakan Raden Asep Djamu yang masih balita belum bisa naik tahta menjadi Bupati Sumedang. Baru pada tahun 1791, Raden Djamu alias Surianagara III diangkat menjadi Bupati Sumedang dengan gelar Pangeran Kusumadinata IX (memerintah tahun 1791–1828).

Sumber : wikipedia

Sejarah singkat Cadas Pangeran

Cadas Pangeran. Nama ini begitu melekat di ingatan masyarakat sebagai nama dari salah satu jalan raya yang terkenal angker. Cadas Pangeran sendiri merupakan bagian dari jalan raya Bandung-Cirebon dan masuk dalam jalur Jalan Raya Pos (Anyer-Panarukan) yang dibangun pada masa pemerintahan Herman Willem Daendels. Saat itu, Daendels menjabat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda.

Nama Cadas Pangeran sendiri muncul karena jalan raya tersebut dibangun dengan cara memahat batuan gunung berupa bukit yang cadas dan amat keras. Sumber lain menuturkan bahwa nama Cadas Pangeran merupakan diambil dari peristiwa ‘pemberontakan’ Cadas Pangeran.

Nama tersebut juga adalah cerminan dari sikap dan watak keras alias cadas dari Bupati Sumedang saat itu, Pangeran Kusumadinata IX yang juga dikenal sebagai Pangeran Kornel yang menyayangkan kekejaman dari Daendels kepada rakyatnya.

Wajar saja bila sang pemimpin murka. Rakyatnya dikabarkan banyak yang mati akibat pembangunan jalan raya sepanjang tiga kilometer yang dibangun di tahun 1809 itu. Bukan lagi berjumlah puluhan, melainkan ratusan bahkan ribuan pekerja paksa harus rela merenggang nyawa di sana.

Ada yang terjatuh, ada pula yang dimangsa oleh hewan buas karena pada saat itu lokasi pembuatan jalan raya Cadas Pangeran masih dikelilingi hutan. Alat yang digunakan para pekerja pun masih amat sangat sederhana. Kabarnya, mereka hanya menggunakan linggis untuk memahat bebatuan cadas tadi.

Karena itulah, Pangeran Kornel memberikan perlawanan keras alias pemberontakan terhadap Herman Willem Daendels. Di kawasan jalan raya yang curam dan berkelok ini terdapat patung yang berdiri kokoh. Patung tersebut merupakan patung dari Pangeran Kornel yang menyalami sang Gubernur Jenderal menggunakan tangan kiri. Sementara tangannya memegang keris pusaka.

Daendels tentu terkejut akan perlawanan yang dilakukan sang Adipati untuk para rakyatnya. Pria yang menjabat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda sejak tahun 1808 ini berjanji pada Pangeran Kornel bahwa dirinya akan mengganti pekerja paksa dari kalangan rakyat Sumedang dengan tentara Zeni Belanda untuk melakukan pembangunan jalan. Sementara rakyat Sumedang ditugaskan sebagai pekerja cadangan.

Namun, hal tersebut hanyalah tipu muslihat dari Daendels saja. Ia malah membawa banyak tentara Belanda yang ditugaskan untuk melawan dan menghabisi Pangeran Kornel beserta rakyat yang memberontak. Akibat ketidaksiapan dan kekurangan senjata, pasukan sang Pangeran berhasil dilumpuhkan oleh Daendels dan para serdadu Belanda.

Trisula Sebagai Penyangga

Menurut sang kuncen atau juru kunci dari jalan raya Cadas Pangeran, jalan raya yang banyak dilalui kendaraan besar maupun kecil tersebut bisa tetap berdiri dengan kokoh di lereng pegunungan karena adanya senjata berupa trisula yang digunakan sebagai penyangga. Trisula tersebut ‘disusupi’ oleh tiga wujud makhluk halus berupa siluman ular, kera dan harimau.

Konon katanya, bila ada orang yang angkuh atau sombong dan tak mempercayai keberadaan mereka, maka orang tersebut akan didatangi secara langsung oleh sang makhluk tak kasat mata. Tentu, tak semua orang percaya akan hal ini dan ada pula yang menganggapnya sebagai mitos belaka. Namun, bagi masyarakat setempat dan sang juru kunci, tentu hal ini tampaknya bukan sekadar isapan jempol saja.

Sumber : bacaterus.com

Jumat, 11 Desember 2020

Biodata Pribadi

Profil

Nama Lengkap : Sintia Putri Octaviani
Tempat, tanggal lahir : Sumedang, 21 Oktober 1999
Golongan darah : O
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Hobby : Menulis dan menggambar

Pendidikan

  • TK Prakarsa Ibu (2005-2006)
  • SD Negeri Pasanggrahan II (2006-2012)
  • SMP Negeri 4 Sumedang (2012-2015)
  • SMA Negeri 3 Sumedang (2015-2018)

Sekilas tentang saya

Saya terlahir dari keluarga besar, kakek saya merupakan anak dari 11 bersaudara dan nenek saya memiliki 7 orang saudara. Saya sendiri terlahir sebagai anak tunggal dari orang tua kandung saya, sementara saat ini saya telah memiliki 3 orang adik dari ayah dan 2 orang adik dari ibu. Sejak kecil saya tinggal bersama nenek dan kakek, meski begitu hubungan saya dengan kedua orang tua saya terjalin dengan sangat baik.

Saya terbiasa bermain di lingkungan tempat tinggal nenek dan kakek. Saya memiliki banyak teman bermain dan saya tumbuh besar bersama mereka. Sering kali saya merindukan saat-saat dimana kami dapat bermain dengan bebas, namun kini kami saling berpisah, dituntut oleh waktu dan kehidupan yang seiring jalan terus berubah.

Saya memiliki ketertarikan yang besar terhadap seni. Sejak kecil saya gemar menggambar dan berhasil memenangkan berbagai perlombaan menggambar serta mewarnai saat masih sekolah. Beranjak remaja, saya menemukan hobby baru, yakni menulis. Saya mulai belajar menulis cerita pendek sejak kelas 1 SMP, itu merupakan pengalaman yang luar biasa ketika saya pertama kali memamerkan karya tulis saya kepada teman-teman.

Catatan; Pengalaman Menarik

Saya memiliki pengalaman yang menarik yang berkaitan dengan hobby saya ini. Menulis cerita sudah menjadi kegemaran saya sejak kelas 1 SMP, saya selalu memiliki keinginan untuk menerbitkan buku novel dan memberikan itu kepada teman-teman serta guru saya sebagai tanda jika dukungan mereka terhadap saya selama ini telah membuahkan hasil. Namun sayang, saya belum sempat mewujudkan itu semua. Doakan saya semoga tahun depan semua itu dapat terwujud.

Saat kelas 2 SMP saya pernah mengikuti perlombaan menulis cerita pendek, Alhamdulillah, saya dapat memenangkan juara 1 dari tingkat rayon sampai kabupaten berturut-turut. Itu merupakan pengalaman paling berkesan untuk saya selama karir menulis. Namun sayang, saya tidak berhasil lolos ke tingkat nasional dan hanya bertahan sampai di tingkat provinsi. Walau begitu, itu merupakan kebanggan terbesar bagi saya.

Sampai saat ini, saya masih menulis dan mencoba untuk memublikasikan kembali cerita-cerita saya melalui media sosial. Saya pun masih aktif dalam menggambar, terutama untuk membuat lukisan wajah seorang idola yang sekarang ini banyak diminati orang-orang.

Kamis, 10 Desember 2020

Pusat Transportasi : Terminal Ciakar Sumedang

Terminal Ciakar merupakan terminal utama yang dimiliki oleh kota Sumedang. Terminal yang dibangun pada tahun 1990-an ini melayani rute pemberangkatan menuju empat kota besar yang ada di Jawa Barat dan Jakarta yaitu: Bandung, Depok, Cirebon dan Jakarta. Selain itu juga digunakan terminal bagi beberapa angkutan umum lokal Sumedang seperti Angkutan Umum Perkotaan (Angkot).

Setelah dilakukan renovasi pada tahun 2011 yang menelan biaya sebesar 3,1 milyar fungsi terminal Ciakar akan bertambah. Jika sebelumnya hanya melayani angkutan penumpang ditambah sebagai terminal barang.

Berlokasikan di jalan Prabu Gajah Agung, terminal ini lumayan jauh dari karamaian kota dan pusat keramaian. Tidak heran banyak penumpang yang menuju terminal Ciakar ini adalah yang melakukan transit perjalanan dari tempat asal ke tempat tujuan. Tidak banyak penumpang yang sengaja naik angkutan umum di terminal ini, dan kebanyakannya naik angkutan umum di luar terminal Ciakar. Begitu juga tidak banyak penumpang yang sengaja turun di terminal ini.

Detail Informasi :

  • Pemilik/Pengelola : Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika
  • Berdiri : 1990-an
  • Alamat Lengkap : Jl. Prabu Gajah Agung, Kecamatan Sumedang Utara
  • Nomor Telepon : 0261-201275
Sumber : sumedangtandang.com



Rabu, 09 Desember 2020

Pusat Pemerintahan : Gedung Negara Sumedang

Photo by abdulropinasihin

Gedung Negara Sumedang merupakan sebuah bangunan bersejarah yang berada di kompleks Museum Prabu Geusan Ulun Sumedang. Gedung ini dibangun pada masa pemerintahan Bupati Pangeran Soeria Koesoemah Adinata (Pangeran Soegih) yang menjabat dari tahun 1836 sampai dengan 1882. Gedung ini dikenal juga dengan nama Gedung Bengkok.

Lebih tepatnya, Gedung Negara ini dibangun pada tahun 1850. Pada awalnya Gedung Negara ini dibangun untuk mengakomodasi kunjungan tamu-tamu dari Batavia yang datang ke Sumedang. Sebelumnya, jika ada tamu yang datang dari Batavia ke Sumedang, diterima dan bermalam di rumah Asisten Residen Sumedang. Atas saran dari Asisten Residen Sumedang, Bupati Sumedang pada waktu ini membangun gedung khusus untuk menerima kunjungan tamu tersebut. Selain sebagai tempat peristirahatan tamu-tamu yang berasal dari Batavia, gedung ini juga biasa digunakan untuk keperluan upacara-upacara resmi.

Gedung ini kemudian dibangun di atas tanah milik Pangeran Suria Kusumah Adinata. Arsitek yang merancang bangunan gedung ini adalah Raden Saleh. Pada awalnya, gedung ini dikenal dengan nama Gedung Bengkok. Penamaan ini terkait dengan posisi gapura gedung yang terletak di sisi kiri dan kanan gedung yang bengkok. Dan saat ini gedung ini dikenal dengan nama Gedung Negara.

Di bagian halaman depan Gedung Bengkok yang cukup luas, dibangun taman-taman dan ditanami dengan berbagai jenis buah-buahan. Di bagian barat didirikan Panggung Gamelan untuk menyimpan gamelan-gamelan kuno. Di bagian belakang sebelah barat (sekarang SMP Negeri 2 Sumedang) digunakan sebagai tempat memajang istal kuda dan tempat menyimpan kereta-kereta seperti Kereta Naga Paksi. Sedangkan di belakang gedung dibuat kolam yang besar disebut Empang, yang kedalamannya setinggi bambu dan berbentuk kerucut.

Pada saat itu, pejabat Bupati Sumedang beserta keluarganya menempati Gedung Srimanganti sebagai tempat tinggalnya yang terletak di samping Gedung Bengkok. Pada tahun 1942, Gedung Srimanganti diubah fungsinya sebagai Kantor Kabupaten Sumedang sampai dengan tahun 1982. Sementara untuk tempat tinggal pejabat Bupati Sumedang dipindah ke Gedung Bengkok atau Gedung Negara. Hal ini dimulai pada masa pemerintahan Dalem Aria Soemantri yang menjabat pada tahun 1937 sampai dengan tahun 1946.

Sampai saat ini, Gedung Negara dipergunakan sebagai rumah dinas pejabat Bupati Kabupaten Sumedang.

Potret Gedung Negara Sumedang

Di masa lalu



Sekarang


Pusat Keagamaan : Masjid Agung Sumedang

Photo by bukanaktris

Sejarah Masjid Agung Sumedang

Seperti kebanyakan masjid Agung di daerah lainnya, Masjid Agung Sumedang berada di dekat Alun-alun. Tepatnya di sebelah barat Alun-alun Sumedang. Masjid Agung Sumedang merupakan salah satu masjid yang cukup lama berdiri di Kabupaten Sumedang. Menurut cerita yang beredar secara lisan, Masjid Agung Sumedang dibangun sejak tahun 1850 Masehi.

Manurut cerita tersebut, pembangunan Masjid Agung Sumedang tidak lepas dari peran serta etnis Tionghoa yang datang ke Sumedang. Etnis Tionghoa yang pada waktu itu baru datang ke wilayang Sumedang ikut serta dalam pembangunan Masjid Agung ini. Pembangunan Masjid ini sendiri merupakan gagasan dari bupati Sumedang, Pangeran Sugih atau Pangeran Soeria Koesoemah Adinata yang menjabat dari tahun 1836 sampai tahun 1882.

Karena adanya peran serta Etnis Tionghoa, bentuk bangunan Masjidnya dipengaruhi oleh budaya Tionghoa. Sehingga ada perpaduan antara arsitektur Islam dengan arsitektur Tionghoa. Hal ini bisa dilihat dari bentuk atap Masjid yang bersusun tiga, mirip bangunan pagoda, kelenteng atau vihara. Atapnya disusun makin ke atas makin kecil. Tingkatan paling atas berbentuk limas yang disebut mamale. Di bagian bagian puncaknya bertengger sebuah benda yang disebut mustaka. Bentuknya menyerupai mahkota raja-raja di masa lampau. Sampai saat ini, walau telah mengalami renovasi pada tahun 2004 yang menelan biaya Rp 4,2 milyar, bentuk bangunanannya tidak banyak berubah.

Sementara, bentuk mimbarnya sangat antik dan dibiarkan berdiri dalam bentuk aslinya, dengan empat tiang yang dicat keemasan dan bangunan kecil dengan atap limas. Tempat khatib berdiri dibuat dengan empat trap sebagai tangga dan tempat duduknya seperti singgasana kerajaan. Untuk tombak yang suka dipegang oleh muraqi dan khatib masih utuh terbuat dari kayu jati dan berumur satu abad lebih (sekitar 120 tahun).

Ciri khas yang paling menonjol pada bangunan Masjid Agung Sumedang adalah banyaknya tiang penyangga. Tiang penyangga ini hanya dibuat dari susunan bata yang dibulatkan dengan ukuran besar. Terdapat 166 tiang, yang terdiri atas tiang utama bagian dalam sebanyak 14 buah dengan diameter 100 cm dan tiang utama bagian luar sebanyak 106 buah dengan diameter 60 cm.

Dilihat dan segi artistik, tiang-tiang tersebut jadi ciri khas kearsitekan masjid kuno dan antik bergaya abad ke-19.

Bagian atas kusen pintu dan jendelanya penuh dengan hiasan ukiran kayu yang konon menorehkan citra ukiran model Cina. Pada bagian mimbar juga terdapat sebuah properti yang penuh dengan ukiran bergaya Cina.

Pada bangunan bagian dalam terdapat ventilasi berupa jendela dan pintu yang berbeda ventilasi dengan bangunan modern, sedangkan emperan depan dan pinggir tidak memakai dinding atau tembok.

Jumlah jendela di bangunan dalam terdapat 20 buah dengan tinggi empat meter dan lebar satu setengah meter, terbuat dari kayu jati dengan jumlah pintu utama sebanyak tiga buah.

Sumber : simas.kemenag.go.id

Di bagian dalam masjid terdapat bangunan seperti singgasana raja, dimana tempat berteduhnya sang raja yang berlokasi di bagian imam atau mihrab. Di beberapa sudut bangunan terdapat ukiran-ukiran bertulisdkan huruf Arab yang sarat akan makna sejarah

Keunikan lain dari masjid agung Sumedang ini, yakni situs bernama lingga. Dahulunya, lingga digunakan sebagai tempat untuk menyimpan aneka persenjataan perang, seperti tombang, pedang, keris, dan tameng.

Situs ini bertuliskan bahasa sansekerta yang berisi amanah bagi manusia untuk saling menjaga dan melindungi satu sama lainnya.

Persenjataan perang yang sengaja diletakan di dekat masjid ini dimaksudkan untuk mempermudah prajurit jika secara mendadak harus membawa senjata padahal mereka dalam keadaan salat, kkarena khawatir serangan musuh.

H. Endang Hasanudin, Ketua DKM Masjid Agung Sumedang menuturkan, masjid ini termasuk masjid bersejarah. Masjid sendiri bernuansa China. Sementara itu sejarah dari kubahnya sendiri itu disebut mastaka atau yang biasa disebut dengan mahkota.

“Masjid pertama di Sumedang ini sengaja dibangun di tengah-tengah Alun-alun Sumedang, di sebelah kanan masjid dulunya merupakan lokasi kerajaan Sumedang yang kini menjadi Gedung Bupati dan Museum,” katanya kepada Notif di Sumedang, Senin 13 Mei 2019.

Sejak dahulu pula, di bagian depan masjid ada lembaga pemasyarakatan.

“Suara azan dari masjid dimaksudkan untuk mengingatkan para tahanan untuk hidup di jalan yang benar setelah keluar dari penjara,” kata dia.

Masjid Agung Sumedang pun menjadi kebanggan dan warisan budaya yang terus dijaga dengan baik oleh masyarakat Sumedang.

Sumber : notif.id

Potret Masjid Agung Sumedang dari masa ke masa






Photo by gilarsundara

Pusat Perdagangan : Pasar Semi Modern Sumedang

photo by jatz00_

Pasar PPKS (Pusat Perbelanjaan Kota Sandang) Sumedang merupakan salah satu pasar yang cukup berpotensi untuk dikembangkan karena pasar ini terletak di salah satu kawasan strategis Kabupaten Sumedang dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yaitu kawasan perkotaan Kabupaten Sumedang.

Pasar yang dibangun pada tahun 1988 memiliki tanah seluas 11.812 m2 dan merupakan pasar terluas kedua di Kabupaten Sumedang. Jenis barang yang didagangkan berupa sandang, elektronik, perhiasan, dan sejenisnya dengan jumlah 423 kios dan 436 PKL. Pasar PPKS ini terletak di pusat kota Kabupaten Sumedang dan keberadaannya sangat strategis sebagai penyedia kebutuhan masyarakat.

Hampir seluruh masyarakat dari wilayah Kabupaten Sumedang mengunjungi pasar ini karena dianggap sebagai pusat perdagangan. Pasar ini dilalui trayek angkutan umum dalam kota yaitu jalur trayek Sumedang-Paseh, Sumedang-Kadipaten, Sumedang-Tanjung Sari, Sumedang-Cileunyi, Sumedang-Situraja, Sumedang-Wado, Sumedang-Rancakalong, serta trayek antar kabupaten yaitu Bandung-Majalengka-Cirebon.

Sumber : garuda.ristekdikti.go.id




Pusat Pendidikan : SMA Negeri 3 Sumedang


Pada awalnya, SMAN 3 Sumedang adalah sekolah Swasta dengan nama SMA Petang. Sekolah ini berada di bawah naungan Yayasan Kutamaya yang berdiri sejak tahun 1976. SMA Petang diputuskan menjadi SMAN 3 Sumedang dengan merujuk pada surat keputusan pada tanggal 4 Februari 2004 dan kemudian diresmikan oleh Bupati Sumedang H. Don Murdono, S.H., M. Si. pada tanggal 20 Juni 2004.

Setelah perubahan itu, SMAN 3 Sumedang terus berbenah, baik fisik maupun secara administratif. Sampai saat ini SMAN 3 Sumedang memiliki fasilitas seperti Ruang Belajar Mengajar, Perpustakaan, Lab Biologi, Lab Fisika, Lab Kimia, Lab Komputer, Ruang Kesenian, Mushola, dan Lapang Olahraga.

Selain melakukan kegiatan belajar mengajar, banyak siswa-siswi yang mengikuti kegiatanek ekstrakurikuler yang dibimbing oleh para guru. Selain berprestasi di bidang akademik, prestasi non-akademik pun banyak diraih oleh siswa-siswi SMAN 3 Sumedang.

Informasi

Didirikan1976
AkreditasiA
Jumlah kelas11 kelas per angkatan
Jurusan atau peminatanIPA IPS dan IBB
Rentang kelasX MIA, X IIS, X IBB , XI MIA, XI IIS, XII MIA, XII IIS,XII IBB
KurikulumKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Kurikulum 2013
Alamat
LokasiJl. Cipadung No. 54, SumedangJawa Barat
Situs webindoxploit.or.id

Visi Sekolah

“Terwujudnya Lingkungan Pendidikan Prestasif, Mandiri, dan Bernuansa Religius”

dengan Indikator Visi sebagai berikut:

  1. Prestasif
    • Unggul dalam pengetahuan dan keterampilan
    • Berprestasi dalam bidang akademik dan non akademik
  2. Mandiri
    • Unggul dalam berprestasi
    • Berdaya utama dalam kemandirian
  3. Religius
    • Unggul dalam sikap dan sopan santun
    • Taat beribadah dan tepat waktu
    • Harmonis dalam hubungan silaturahmi

Misi Sekolah

  1. Mewujudkan lingkungan sekolah yang asri, hijau, rindang, dan nyaman
  2. Mewujudkan pembelajaran yang kreatif,inovatif, dan mandiri
  3. Mewujudkan situasi sekolah yang kondusif dan agamis
  4. Mewujudkan peserta didik yang berprestasi di bidang akademik dan non akademik
  5. Menjalin kemitraan antara sekolah, keluarga peserta didik, dan masyarakat
  6. Menghasilkan kelulusan berdaya saing pada jejak pendidikan yang lebih tinggi
  7. Menghasilkan kelulusan yang memiliki kemandirian dalam berwirausaha

Tujuan Sekolah

  1. Berdasarkan visi dan misi sekolah, tujuan yang hendak dicapai adalah meningkatkan kualitas pembelajaran melalui intesifikasi pembelajaran dalam meteologi, strategi dan evaluasi berbasis diversifikasi yang tersusun secara terpadu oleh mgmp masing-masing
  2. Meningkatkan kinerja seluruh kompenen sekolah dalam upaya peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan disekolah
  3. Meningkatkan layanan informasi sebagai basis penyelenggaraan pembelajaran dan pemerataan penguasaan teknologi informasi bagi peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan
  4. Meningkatkan kemandirian peserta didik melalui kegiatan pembinaan bidang keimanan dan ketaqwaan, budi pekerti, bahasa, seni budaya, olahraga, dan kesehatan
  5. Menumbuh kembang kan budaya lokal yang santun, berwawasan dan kompetitif
  6. Meningkatakan lingkungan yang bersih, nyaman, sejuk dan penuh kekeluargaan
  7. Meningkatkan kualitas lulusan yang berdaya saing
Fasilitas Sekolah

Berbagai fasilitas dimiliki SMAN 3 Sumedang untuk menunjang kegiatan belajar mengajar. Fasilitas tersebut antara lain:

Organisasi

SMA Negeri 3 Sumedang memiliki beberapa organisasi siswa, antara lain:

  • OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah)
  • MPK (Majelis Permusyawaratan Kelas)
  • DKM (Dewan Kemamkmuran Masjid)

Ekstrakurikuler

SMA Negeri 3 memiliki banyak kegiatan ekstrakurikuler, di antaranya :

  • IMTAQ
  • Palang Merah Remaja (PMR)
  • Paskibra
  • Pramuka (Mbah Jaya Perkasa-Nyi Inten Dewata)
  • SATE Sandikana Bhakti (Satuan Teater Sandikana Bhakti)
  • Karawitan
  • Modern dan Traditional Dance
  • Beatbox
  • Karate (BKC)
  • Boxer (Tarung Derajat)
  • Sepak Bola
  • Futsal
  • Basket
  • Volley Ball
  • Bulutangkis
  • Arimba (Pecinta alam)
  • PADUS (Paduan Suara)
  • Perkusi
  • English Club

 Logo


Sumber : sman3sumedang.sch.id

SUPERSEMAR "Surat Perintah Sebelas Maret"

Latar belakang Supersemar

Supersemar atau Surat Perintah 11 Maret adalah penyerahan mandat kekuasaan dari Presiden Soekarno ke Presiden Soeharto pada 11 Maret 1966. Penyerahan mandat kekuasaan ini dilatarbelakangi gejolak di dalam negeri setelah peristiwa G30S/PKI pada 1 Oktober 1965. MC Ricklefs dalam Sejarah Indonesia Modern 1200-2004 (2007) menulis, demokrasi terpimpin Soekarno mulai runtuh pada Oktober 1965.

Tentara menuding Partai Komunis Indonesia (PKI) sebagai dalang di balik pembunuhan tujuh jenderal. Sikap ini memicu amarah dari para pemuda antikomunis. Pada akhir Oktober 1965, para mahasiswa membentuk Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) dengan dukungan dan perlindungan tentara. Ada juga KAPPI (Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia), dan kesatuan-kesatuan aksi lainnya (KABI, KASI, KAWI, KAGI). Semuanya tergabung dalam Front Pancasila Selain memprotes G30S dan Soekarno yang tak bersikap apa-apa, rakyat juga memprotes buruknya perekonomian di bawah Sukarno.

Memasuki 1966, inflasi mencapai 600 persen lebih. Soekarno hanya mengabaikan suara rakyat. Aksi unjuk rasa pun semakin kencang. Pada 12 Januari 1966, Front Pancasila berunjuk rasa di halaman gedung DPR-GR. Mereka menuntut tiga hal yang dikenal dengan Tritura.

Isi Tritura yakni:

  1. Pembubaran Partai Komunis Indonesia (PKI)
  2. Pembersihan Kabinet Dwikora dari unsur-unsur yang terlibat G30S
  3. Penurunan harga.

Puncaknya pada 11 Maret 1966. Demonstrasi mahasiswa secara besar-besaran kembali terjadi di depan Istana Negara. Demonstrasi ini didukung tentara. Menteri/Panglima Angkatan Darat Letnan Jenderal Soeharto pun meminta agar Soekarno memberikan surat perintah untuk mengatasi konflik apabila diberi kepercayaan. Lihat Foto Presiden Soeharto saat dilantik/disumpah menjadi Presiden.(Hendranto, Pat).

Permintaan itu dititipkan Soeharto kepada tiga jenderal AD yang datang menemui Soekarno di Istana Bogor, 11 Maret 1966 sore. Ketiga jenderal itu adalah Brigjen Amir Machmud (Panglima Kodam Jaya), Brigjen M Yusuf (Menteri Perindustrian Dasar), dan Mayjen Basuki Rachmat (Menteri Veteran dan Demobilisasi). Permintaan Soeharto dianggap biasa oleh Soekarno. Maka, pada 11 Maret 1996 sore di Istana Bogor, Soekarno menandatangani surat perintah untuk mengatasi keadaan.


Isi Supersemar

  1. Mengambil segala tindakan yang dianggap perlu untuk terjaminnya keamanan dan ketenangan serta kestabilan jalannya pemerintahan dan jalannya Revolusi, serta menjamin keselamatan pribadi dan kewibawaan Pimpinan Presiden/Panglima Tertinggi/Pemimpin Besar Revolusi/Mandataris MPRS, demi untuk keutuhan Bangsa dan Negara Republik Indonesia, dan melaksanakan dengan pasti segala ajaran Pemimpin Besar Revolusi.
  2. Mengadakan koordinasi pelaksanaan perintah dengan Panglima-Panglima Angkatan Lain dengan sebaik-baiknya.
  3. Supaya melaporkan segala sesuatu yang bersangkut paut dalam tugas dan tanggung jawabnya seperti tersebut di atas.

Tujuan Supersemar

Supersemar bertujan mengatasi situasi saat itu. Pada praktiknya, Setelah mengantongi Supersemar, Soeharto mengambil sejumlah keputusan lewat SK Presiden No 1/3/1966 tertanggal 12 Maret 1966 atas nama Presiden/Panglima Tertinggi ABRI/Mandataris MPRS/PBR. Keputusan tersebut berisi:

  1. Pembubaran PKI beserta ormasnya dan menyatakannya sebagai partai terlarang
  2. Penangkapan 15 menteri yang terlibat atau pun mendukung G30S
  3. Pemurnian MPRS dan lembaga negara lainnya dari unsur PKI dan menempatkan peranan lembaga itu sesuai UUD 1945.
Soekarno yang diasingkan tak bisa berbuat banyak. Sementara Soeharto mendapat kekuasaan yang semakin besar. Hingga pada 22 Juni 1966, Soekarno menyampaikan pidato pertanggungjawaban di Sidang MPRS. Pidato yang dikenal sebagai Nawaksara ini ditolak oleh MPRS. Baca juga: Supersemar, Tonggak Lahirnya Orde Baru Soekarno dianggap mengecewakan.

Dalam pidato itu, Soekarno bersikeras tidak mau membubarkan PKI. Popularitas Soekarno kian tergerus. Akhirnya, pada 7 Maret 1967, Soekarno melepas jabatannya. Soeharto ditunjuk untuk menjadi penjabat presiden lewat Sidang MPRS. Soeharto resmi menjabat sebagai presiden pada 27 Maret 1968.

Sumber : kompas.com

Teknologi Perkantoran : Kendaraan

Setiap perusahaan dan perkantoran tentu membutuhkan kendaraan operasional. Untuk kebutuhan kendaraan operasional level manajemen, karyawa...