Setiap perusahaan dan perkantoran tentu membutuhkan
kendaraan operasional. Untuk kebutuhan kendaraan operasional level manajemen,
karyawan, tamu, logistik maupun kegiatan-kegiatan lainnya. Untuk setiap
kegiatan tersebut dibutuhkan kendaraan yang baik serta sesuai dengan fungsinya.
Di masa sekarang, banyak sekali jenis kendaraan yang beroperasi, mulai dari
kendaraan darat, laut, hingga udara. Masing-masing dari kendaraan tersebut
memiliki beragam jenis dan tingkat kecanggihan tersendiri. Di masa sekarang pun
sudah banak sekali alat transportasi canggih, contohnya seperti mobil
tercanggih di dunia saat ini yaitu Buggati Veyron yang memiliki akselerasi 0 sampai
100 km/jam dalam 3 detik.
Di dalam perkantoran pun, kendaraan menjadi elemen yang
sangat penting, kendaraan adalah sarana penunjang berjalannya suatu bisnis atau
perusahaan dengan baik. Kendaraan dapat berfungsi sebagai alat transportasi
untuk karyawan, klien, serta mengangkut/mengantar barang yang diperlukan dari
satu tempat ke tempat yang lain.
Ada pula satu kendaraan yang saat ini digadang akan menjadi
alat transportasi pengantar barang yang cepat dan praktis, yakni drone. Maka
dari beberapa perkantoran di dunia saat ini telah memfasilitasi tempat
pendaratan drone. Mungkin di masa depan, pengantaran akan di lakukan oleh cara
yang sama di setiap Gedung perkantoran. Drone dapat berfungsi dengan baik,
karena lalu lintas di udara memiliki hambatan yang lebih sedikit dibandingkan
dengan daratan. Pengantaran barang akan tiba tepat waktu. Akan diperlukannya
jalur khusus untuk kendaraan yang satu ini apabila nanti akan banyak orang yang
menggunakannya sebagai keperluan akivitas sehari-hari.
Kendaraan yang ramah lingkungan saat ini sangat diharapkan,
selain dapat dengan cepat sampai ditujuan, kendaraan ini juga ramah lingkungan,
seperti tidak menyebabkan macet dan polusi udara. Mungkin di masa depan, akan
ada sebuah kendaraan dimana setiap karyawan membutuhkannya untuk alat
transportasi menuju kantor, kendaraan yang berukuran lebih kecil dan hanya
dapat dikendarai satu orang saja supaya tidak memakan ruang terlalu besar saat
di perjalanan, hal ini dapat mengurangi kemacetan lalu lintas. Ada baiknya pula
jika suatu hari nanti ada kendaraan khusus dan jalur khusus menuju perkantoran,
seperti bus sekolah yang mengantar siswa-siswinya ke sekolah tepat pada
waktunya. Hal ini selain dapat mengefisiensikan waktu, namun juga karyawan
tidak akan dating terlambat.
Berikut adalah cara penyusutan kendaraan mobil!
Penyusutan merupakan prosedur perhitungan nilai aset
selama masa penggunaannya. Setiap aset akan mengalami penurunan nilai dalam
jangka waktu tertentu. Maka dari itu, perusahaan harus mengetahui penyusutan
aktiva supaya dapat berkembang secara seimbang. Nah, apakah Anda sudah tahu
bagaimana langkah-langkah kalkulasinya?
· Metode
Garis Lurus (Straight-Line Method)
Metode yang pertama ini paling sering digunakan dalam akuntansi demi
menjaga beban penyusutan tetap konstan dan simpel sepanjang usia ekonomis aset.
Ada dua rumus yang dapat dipakai dalam metode ini, yakni perhitungan dengan
nilai residu dan perhitungan tanpa nilai residu.
· Perhitungan
menggunakan nilai residu
Cara perhitungan ini memakai rumus berikut:
(Harga Perolehan ― Nilai Residu) ÷ Umur Ekonomis =
Penyusutan
Sebagai contoh, sebuah perusahaan membeli mobil operasional
pada tanggal 2 Februari 2001 dengan harga Rp350 juta. Mobil itu diperkirakan
mempunyai masa pakai 4 tahun dengan nilai residu Rp100 juta. Besar penyusutan
per tahunnya, yakni
(Rp350.000.000 ― Rp100.000.000) ÷ 4 tahun = Rp62.500.000
· Perhitungan
tanpa nilai residu
Perhitungan berikutnya menggunakan rumus sebagai berikut:
Harga Perolehan ÷ Umur Ekonomis = Penyusutan
Misalnya, suatu perusahaan membeli mesin produksi senilai
Rp300.000.000 pada tanggal 30 Maret 2004. Mesin tersebut diperkirakan tak akan
mempunyai nilai residu pada masa akhir pemakaian dan bisa beroperasi sampai 6
tahun. Artinya, masa penyusutan mesin per tahun, yaitu
Rp300.000.000 ÷ 6 tahun = 50.000.000
· Metode
Saldo Menurun Ganda (Double Declining Balance Method)
Cara menghitung penyusutan aktiva yang kedua
adalah metode saldo menurun ganda. Metode ini dipakai untuk mengkalkulasikan
biaya penyusutan pada mesin produksi. Ini karena performa mesin umumnya bagus
pada awalnya, tetapi cenderung menurun saat mendekati masa akhir pemakaian.
Metode saldo menurun ganda menggunakan rumus perhitungan berikut:
(Harga Perolehan ÷ Umur Ekonomis) × 2 = Penyusutan
Contohnya, PT Sinar membeli mesin produksi seharga
Rp250.000.000 pada tanggal 15 April 2006. Mesin tersebut diperkirakan tak
mempunyai nilai residu pada masa akhir pemakaian dan bisa beroperasi selama 8
tahun. Beban penyusutan per tahun dari mesin itu, yakni
· Penyusutan
Akhir Tahun Pertama = (Rp250.000.000 ÷ 8 tahun) × 2 =
Rp62.500.000
· Penyusutan
Akhir Tahun Kedua = (Rp187.500.000 ÷ 8 tahun) × 2 =
Rp46.875.000
· dan
seterusnya.
· Metode
Jumlah Angka Tahun (Sum of Years’ Digits Method)
Sama halnya dengan metode saldo menurun, metode ketiga ini
biasa dipakai sebagai cara menghitung penyusutan pada mesin produksi. Namun,
rumus yang digunakan sangat berbeda. Simak rumus berikut:
(Harga Perolehan ― Harga Residu) × [(n / (n + (n ― 1) + (n ―
2) + …)] = Penyusutan
Huruf “n” dalam rumus di atas menggambarkan usia ekonomis
dari aktiva. Misalnya, umur ekonomis dari sebuah mesin produksi adalah 6 tahun.
Artinya, angka di bawah pecahan mewakili total dari usia ekonomis mesin. Angka
penyebut yang dipakai ialah 6 + 5 + 4 + 3 + 2 + 1 = 21.
· Metode
Unit Produksi (Units of Production Method)
Dalam metode ini, nominal dari penyusutan yang dikeluarkan
pada masa tertentu mempunyai nilai proporsional. Nilai tersebut seimbang dengan
kapasitas produksi dibandingkan dengan perkiraan kapasitas produksi maksimal
selama usia ekonomis aset. Metode unit produksi banyak dipakai oleh perusahaan
manufaktur untuk menggambarkan sisa usia dari aktiva mereka. Rumusnya sebagai
berikut:
(Harga Perolehan ― Harga Residu) ×
(Pemakaian ÷ Kapasitas Maksimal) = Penyusutan
Sebagai contoh, PT Makmur Maju membeli mobil keluaran
terbaru untuk operasional pada 20 November 2015. Mobil tersebut memiliki harga
Rp400.000.000 dan dibayar secara tunai. Empat tahun kemudian, perusahaan
bermaksud menjual mobil dengan harga Rp100.000.000. Mobil yang dibeli dapat
menempuh jarak sampai 100.000 km. Namun, mobil itu sekarang telah menempuh
jarak 50.000 km selama pemakaian. Biaya penyusutannya, yaitu
(Rp400.000.000 ― 100.000.000) × (50.000 km ÷ 100.000) =
Rp150.000.0000
Itulah uraian seputar cara menghitung
penyusutan yang wajib Anda cermati. Dengan mengkalkulasikan penyusutan
nilai aset, nilai total dari bisnis Anda dapat diketahui secara pasti.
Perhitungan penyusutan pun bisa menghindarkan perusahaan dari masalah perpajakan.
Selain itu, masa pakai aset dapat dimaksimalkan dan waktu pergantiannya mudah
diketahui.
Sumber : https://www.akseleran.co.id/blog/cara-menghitung-penyusutan/